Kata seorang temanku "orang-orang biasa akan mudah menghakimimu. Yang tidak menghakimimu barulah orang yang luar biasa."
Jadi, di depanmu, kusuguhkan banyak sisi gelapku. Supaya pupilmu mengecil, melihat dengan lebih fokus, melihat dengan cahaya sesedikit mungkin. Barangkali dengan begitu kau akan menemukan alasan untuk pergi.
Bukankah semakin lama kita mengenal manusia, maka akan timbul banyak alasan untuk meninggalkan? Coba, kumpulkan semua kegelapan (ku). Tulis semua kesesatanku. Ingat semua kekacauanku. Jika aku cukup beruntung, semua itu tak akan lebih besar dari pada satu alasanmu untuk tinggal.
Sudahlah, kamu tak perlu menerka-nerka tentang siapa atau untuk siapa. Cukup pikirkan dan rasakan saja. Ini hanya pelampiasan sepi, pengurai kekacauan.
Jumat, Desember 16, 2016
Selasa, Desember 13, 2016
simfoni hitam
karena sesudah siang, ada malam, setelah gelap akan ada terang..
pada malam yang menyapa, ada dawai-dawai kekecewaan yang mengalun.
pada malam yang sedang hadir, ada ribuan rutukan yang dihaturkan.
pada malam yang lebih gelap dari biasanya, aku mengaduh dengan berpeluh.
malam ini terasa berdegup lebih kencang dari biasanya. pipiku terasa hangat setelah sekian lama ku mampatkan segalanya di sebuah sudut pada lobus temporal. aku kembali harus memutar arah tujuan. mencari persimpangan yang lain. sembari mengeringkan pipiku yang mulai basah.
kembali aku memilih menarik diriku dari keramaian, merenung bersama kesenyapan, membiarkan sesuatu yang telah lama tersembunyi dari hatiku mencuat dengan liar. membuatku semakin menyalahkan diriku sendiri, menangis meraung dengan amat kesal. rasa ini terus semakin kuat mencuat, menarikku masuk ke lembah pedih yang amat pekat bahkan sampai membuatku tercekat. "Bodohnya aku...." terus saja aku meracau seperti itu dengan sesal.
untuk gelapku malam ini..
tanganku layu mendekap tubuhku sendiri. kaki ku melangkah, tapi kepalaku masih saja menoleh ke belakang, berjibaku melawan waktu yang terus berjalan kedepan. tanpa ampun. tanpa pengertian
"ini hidupku! aku berhak berlaku sesukaku!"ya, itulah aku kala itu, berubah menjadi seorang yang tak peduli. trauma mungkin, tapi entahlah, itu yang aku rasakan.
aku lantas bertindak sesuka hatiku, tak banyak orang yang mengetahui itu, aku tak peduli, aku suka, dan aku lanjut saja.
aku kemudian terlena akan kesenangan yang fana. dan membuatku lupa untuk memenuhi tuntutan yang terus mengejarku tanpa aku sadari.
"impian? cita-cita? mewujudkannya? ah, semua itu omong kosong!"hanya dinding bisu tak berdosa menjadi sasaran amarahku yang membara kala itu. dengan kebodohanku ini lantas kesenangan-kesenangan fana tadi menjadi temanku kembali, karena merekalah tempat pelarian yang sangat mengertiku.
namun menjerumuskan tanpaku sadar. keterlenaan kemudian buatku lalai dan tak terpikirkan mengenai masa depanku. tak terbersit sedikitpun kekhawatiran akan terancamnya kesejahteraanku dimasa depan kala itu.
aku bahkan sering mengutuk, mengutuk takdirku, mengutuk ketidak adilan, mengutuk diriku, mengutuk, mengutuk, dan mengutuk.
hal ini tentu menjadi beban pikiran bagi pelita hidupku, namun beliau tetap rela berkorban demi seorang anak yang sebenarnya tak pantas diperjuangkan sedikitpun. ya, aku memang kejam, dan lantas aku mungkin saja berubah menjadi malin kundang selanjutnya. namun kasih sayang pelita hidupku lebih besar daripada apapun, tak mungkin beliau mengutukku menjadi batu setelah apa yang aku perbuat kepadanya.
ya, aku tersesat pada sisi gelapku kala itu.
yaa pada dasarnya aku meyakini bahwa manusia selalu memiliki sisi gelap. manusia bukan hitam atau putih. mereka adalah abu-abu yang ambigu.
aku pun punya sisi gelap, hanya saja kuharap ia akan tertidur untuk selama-lamanya.
dalam keterbatasan waktu ini, tidakkah begitu menyedihkan bila hanya aku isi dengan keluhan dan ratapan? bukankah leher akan pegal bila terlalu sering aku gunakan untuk menengok ke belakang?
aku tau, aku harus melangkah menatap masa depan, sebab masa lalu tak akan pergi kemana-mana, aku lah yang akan beranjak meninggalkannya.
........................
"semakin kau mengenalku, semakin kau tau sisi gelapku. kau punya pilihan, tetap bertahan bersamaku atau meninggalkanku?"
tak ku sangka jawabnya,
"apabila esok aku melupa, maka ingatkan aku bagaimana kemarin aku bisa terang-terangan memeluk gelapmu. jika esok aku tak sanggup lagi menjadi terang, tolong gantikan aku untuk menjadi terang itu, sebab kamu tak selamanya adalah gelap."
aku leleh,
lalu aku berjanji akan menjadi orang yang lebih baik, sekarang hingga nanti..
........................
mari kita pahami bahwa semua orang pernah berbuat salah, tidak ada manusia yang sempurna. setiap orang pasti punya sisi gelap yang dia sembunyikan, dengan berbagai latar belakangnya. rembulan nan indah pun tak hanya punya sisi benderang, dia punya sisi gelap yang dia sembunyikan.
........................
bersama nyamuk, sebelum di hap sama cicak di dinding yang sedari tadi diam-diam merayap
........................
mari kita pahami bahwa semua orang pernah berbuat salah, tidak ada manusia yang sempurna. setiap orang pasti punya sisi gelap yang dia sembunyikan, dengan berbagai latar belakangnya. rembulan nan indah pun tak hanya punya sisi benderang, dia punya sisi gelap yang dia sembunyikan.
........................
ini, aku jawab tantanganmu,
Senin, Desember 12, 2016
berspekulasi
aku ingin menjadi racun di otakmu,
memberi impuls dan mengalir diantara saraf pusatmu,
menjadi candu yang bermuara pada rindu,
hingga kau menjadi malas, memikirkan oranglain selain Aku.
aku tidak sedang menyembunyikan perasaanku padamu, aku mengakuinya.
tidakkah kau baca dalam setiap tulisanku? aku hanya tidak memberitahumu.
aku hanya sedang belajar jujur pada diri sendiri.
memberi impuls dan mengalir diantara saraf pusatmu,
menjadi candu yang bermuara pada rindu,
hingga kau menjadi malas, memikirkan oranglain selain Aku.
aku tidak sedang menyembunyikan perasaanku padamu, aku mengakuinya.
tidakkah kau baca dalam setiap tulisanku? aku hanya tidak memberitahumu.
aku hanya sedang belajar jujur pada diri sendiri.
yaa nyatanya memang sulit untuk meyakinkan seseorang tentang hal-hal yang tidak mereka yakini, menulis misalnya. seringkali yang menjadi objek bukanlah apa yang terjadi secara nyata. melainkan hanya hal-hal yang berlangsung dipikiran, tanpa tokoh yang pasti, tanpa waktu yang pasti, hanya terjadi begitu saja, di benak...
randomisasi tumblr, hhhh
Langganan:
Postingan (Atom)