Jumat, Desember 16, 2016

Gelap (ku)

Kata seorang temanku "orang-orang biasa akan mudah menghakimimu. Yang tidak menghakimimu barulah orang yang luar biasa."

Jadi, di depanmu, kusuguhkan banyak sisi gelapku. Supaya pupilmu mengecil, melihat dengan lebih fokus, melihat dengan cahaya sesedikit mungkin. Barangkali dengan begitu kau akan menemukan alasan untuk pergi.

Bukankah semakin lama kita mengenal manusia, maka akan timbul banyak alasan untuk meninggalkan? Coba, kumpulkan semua kegelapan (ku). Tulis semua kesesatanku. Ingat semua kekacauanku. Jika aku cukup beruntung, semua itu tak akan lebih besar dari pada satu alasanmu untuk tinggal.

Selasa, Desember 13, 2016

simfoni hitam


karena sesudah siang, ada malam, setelah gelap akan ada terang..

pada malam yang menyapa, ada dawai-dawai kekecewaan yang mengalun.
pada malam yang sedang hadir, ada ribuan rutukan yang dihaturkan.
pada malam yang lebih gelap dari biasanya, aku mengaduh dengan berpeluh.

malam ini terasa berdegup lebih kencang dari biasanya. pipiku terasa hangat setelah sekian lama ku mampatkan segalanya di sebuah sudut pada lobus temporal. aku kembali harus memutar arah tujuan. mencari persimpangan yang lain. sembari mengeringkan pipiku yang mulai basah.

kembali aku memilih menarik diriku dari keramaian, merenung bersama kesenyapan, membiarkan sesuatu yang telah lama tersembunyi dari hatiku mencuat dengan liar. membuatku semakin menyalahkan diriku sendiri, menangis meraung dengan amat kesal. rasa ini terus semakin kuat mencuat, menarikku masuk ke lembah pedih yang amat pekat bahkan sampai membuatku tercekat. "Bodohnya aku...." terus saja aku meracau seperti itu dengan sesal.

untuk gelapku malam ini..
tanganku layu mendekap tubuhku sendiri. kaki ku melangkah, tapi kepalaku masih saja menoleh ke belakang, berjibaku melawan waktu yang terus berjalan kedepan. tanpa ampun. tanpa pengertian
"ini hidupku! aku berhak berlaku sesukaku!"
ya, itulah aku kala itu, berubah menjadi seorang yang tak peduli. trauma mungkin, tapi entahlah, itu yang aku rasakan.

aku lantas bertindak sesuka hatiku, tak banyak orang yang mengetahui itu, aku tak peduli, aku suka, dan aku lanjut saja.

aku kemudian terlena akan kesenangan yang fana. dan membuatku lupa untuk memenuhi tuntutan yang terus mengejarku tanpa aku sadari.
"impian? cita-cita? mewujudkannya? ah, semua itu omong kosong!"
hanya dinding bisu tak berdosa menjadi sasaran amarahku yang membara kala itu. dengan kebodohanku ini lantas kesenangan-kesenangan fana tadi menjadi temanku kembali, karena merekalah tempat pelarian yang sangat mengertiku.

namun menjerumuskan tanpaku sadar. keterlenaan kemudian buatku lalai dan tak terpikirkan mengenai masa depanku. tak terbersit sedikitpun kekhawatiran akan terancamnya kesejahteraanku dimasa depan kala itu.

waktu yang berlalu kemudian membawa berita, bukan berita baik ternyata, berita buruk, yang sangat pahit ku telan kala itu. aku lantas tertampar, aku pun mulai menyadari, selama ini hanya terlena dalam kesenangan yang bodoh.

aku bahkan sering mengutuk, mengutuk takdirku, mengutuk ketidak adilan, mengutuk diriku, mengutuk, mengutuk, dan mengutuk.

hal ini tentu menjadi beban pikiran bagi pelita hidupku, namun beliau tetap rela berkorban demi seorang anak yang sebenarnya tak pantas diperjuangkan sedikitpun. ya, aku memang kejam, dan lantas aku mungkin saja berubah menjadi malin kundang selanjutnya. namun kasih sayang pelita hidupku lebih besar daripada apapun, tak mungkin beliau mengutukku menjadi batu setelah apa yang aku perbuat kepadanya.

ya, aku tersesat pada sisi gelapku kala itu.

yaa pada dasarnya aku meyakini bahwa manusia selalu memiliki sisi gelap. manusia bukan hitam atau putih. mereka adalah abu-abu yang ambigu.
aku pun punya sisi gelap, hanya saja kuharap ia akan tertidur untuk selama-lamanya.

banyak manusia hidup dalam masa lalunya, pura-pura nyaman hidup dalam angan-angan yang sudah jadi kenangan. barangkali kehidupan memang berputar. boleh jadi sejarah memang berulang. tapi dunia ini punya akhir. kehidupan punya batas. dan nahasnya, berbagai hal yang terjadi dalam rentang waktu kehidupan yang terbatas ini akan dimintai pertanggungjawaban.

dalam keterbatasan waktu ini, tidakkah begitu menyedihkan bila hanya aku isi dengan keluhan dan ratapan? bukankah leher akan pegal bila terlalu sering aku gunakan untuk menengok ke belakang?

aku tau, aku harus melangkah menatap masa depan, sebab masa lalu tak akan pergi kemana-mana, aku lah yang akan beranjak meninggalkannya.



........................
"semakin kau mengenalku, semakin kau tau sisi gelapku. kau punya pilihan, tetap bertahan bersamaku atau meninggalkanku?"
tak ku sangka jawabnya,
"apabila esok aku melupa, maka ingatkan aku bagaimana kemarin aku bisa terang-terangan memeluk gelapmu. jika esok aku tak sanggup lagi menjadi terang, tolong gantikan aku untuk menjadi terang itu, sebab kamu tak selamanya adalah gelap."

aku leleh,
lalu aku berjanji akan menjadi orang yang lebih baik, sekarang hingga nanti..

........................

mari kita pahami bahwa semua orang pernah berbuat salah, tidak ada manusia yang sempurna. setiap orang pasti punya sisi gelap yang dia sembunyikan, dengan berbagai latar belakangnya. rembulan nan indah pun tak hanya punya sisi benderang, dia punya sisi gelap yang dia sembunyikan.


........................



ini, aku jawab tantanganmu,
bersama nyamuk, sebelum di hap sama cicak di dinding yang sedari tadi diam-diam merayap

Senin, Desember 12, 2016

berspekulasi

aku ingin menjadi racun di otakmu,
memberi impuls dan mengalir diantara saraf pusatmu,
menjadi candu yang bermuara pada rindu,
hingga kau menjadi malas, memikirkan oranglain selain Aku.

aku tidak sedang menyembunyikan perasaanku padamu, aku mengakuinya.
tidakkah kau baca dalam setiap tulisanku? aku hanya tidak memberitahumu.
aku hanya sedang belajar jujur pada diri sendiri.

yaa nyatanya memang sulit untuk meyakinkan seseorang tentang hal-hal yang tidak mereka yakini, menulis misalnya. seringkali yang menjadi objek bukanlah apa yang terjadi secara nyata. melainkan hanya hal-hal yang berlangsung dipikiran, tanpa tokoh yang pasti, tanpa waktu yang pasti, hanya terjadi begitu saja, di benak...


 randomisasi tumblr, hhhh

Kamis, November 17, 2016

"kamu harus sadar, kisah hidupmu itu bukan cerita dongeng. ada fakta-fakta keras yang perlu dihadapi bukan sebagai pengecut yang cengeng!"

jangan mendikte Allah, rencana-Nya selalu lebih baik

merutuki mengapa segalanya tak berjalan sesuai harapan. menjadi takut untuk melangkah, karena kerap dilingkupi pertanyaan bagaimana jika setelah ini akan sama seperti kemarin. bisa dibilang sebagai trauma, mungkin. dan kembali terjebak pertanyaan kenapa harus seperti ini akhirnya, padahal bukan ini yang kuharapkan.

kemudian timbul pertanyaan lagi, mengapa baru bisa melakukan ini sekarang, mengapa tidak dari kemarin saja? well, mungkin saja kemarin Tuhan melihatmu belum sanggup untuk melakukan hal itu. mengapa lantas tidak bersyukur saja atas apa yang telah dan bisa kamu lakukan sekarang? setidaknya lebih baik telat daripada tidak sama sekali untuk hal yang sudah kamu lakukan saat ini, bukan begitu?

"jangan lupakan Allah, dzikir kapanpun, perbanyak Al-Fatihah kepada Rasul.. berdo'a itu mohon yang terbaik saja, jangan terlalu mendikte Allah"

sadar atau tidak seringkali kita berdo'a alih-alih berserah, malah mendikte. misalnya, semoga aku dan 'sebut nama' bisa berjodoh. sadarkah itu termasuk dikte kita saat berdo'a?

belajarlah untuk selalu berdamai dengan masa lalu, belajar berdamai dan menerima diri sendiri. sebab, kembali ku tekankan bahwa Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk hamba-Nya bukan?


-hujan mimpi-

Sabtu, Oktober 29, 2016

Hanya Aku yang Tahu

untukmu yang mungkin merasa
berhentilah menebak-nebak bahwa segala kata yang terukir adalah untukmu
karena memang sudah tak ada lagi kamu pada segala aksaraku
karena memang sudah bukan kamu lagi yang membuatku terus menulis
maaf, tapi memang posisimu sudah tergantikan

untukmu yang mungkin juga merasa
mungkin iya beberapa hal yang ku tulis mirip dengan apa-apa yang kita lalui
tapi bukan berarti segala akhir dari tulisanku bermuara kepadamu
maaf, awal yang sama bukan berarti akhirnya bisa selalui sama, kan?

untukmu yang juga belum merasa
berhenti menerka segala tulisan yang kububuhkan pada laman ini adalah untuknya
bagaimana kau tak mengerti ini adalah apa-apa yang sebenarnya kupendam untukmu?
bagaimana kau tak menyadari bahwa sedari awal sebuah kata terbentuk hanyalah kamu yang memenuhi rongga ingatanku?
mungkin iya aku terlalu susah ditebak seperti katamu
mungkin iya pada beberapa hal aku terlalu mudah membuatmu mengerti
tapi sayang, kau lebih banyak tak mengerti tentang apa-apa yang tak terlihat di balik retinamu

untukmu dan dirimu yang mungkin saja selalu merasa atau bahkan tak pernah merasa
tak ada yang benar-benar tahu siapa yang kutuju pada tiap penggalannya
tak ada yang benar-benar mengerti siapa kemarin, hari ini maupun esok hari yang menjadi awalan dan akhir dari tulisanku
mengertilah, hanya aku yang tahu apa-apa yang seolah cukup kalian ketahui bahkan kalian pahami.

hahahaha..
apa yang lebih melelahkan dari menerka-nerka sebuah perasaan?
tak usah menerka, tanyakan saja bila memang ingin tahu.


-hujan mimpi-