Sabtu, Oktober 29, 2016

Hanya Aku yang Tahu

untukmu yang mungkin merasa
berhentilah menebak-nebak bahwa segala kata yang terukir adalah untukmu
karena memang sudah tak ada lagi kamu pada segala aksaraku
karena memang sudah bukan kamu lagi yang membuatku terus menulis
maaf, tapi memang posisimu sudah tergantikan

untukmu yang mungkin juga merasa
mungkin iya beberapa hal yang ku tulis mirip dengan apa-apa yang kita lalui
tapi bukan berarti segala akhir dari tulisanku bermuara kepadamu
maaf, awal yang sama bukan berarti akhirnya bisa selalui sama, kan?

untukmu yang juga belum merasa
berhenti menerka segala tulisan yang kububuhkan pada laman ini adalah untuknya
bagaimana kau tak mengerti ini adalah apa-apa yang sebenarnya kupendam untukmu?
bagaimana kau tak menyadari bahwa sedari awal sebuah kata terbentuk hanyalah kamu yang memenuhi rongga ingatanku?
mungkin iya aku terlalu susah ditebak seperti katamu
mungkin iya pada beberapa hal aku terlalu mudah membuatmu mengerti
tapi sayang, kau lebih banyak tak mengerti tentang apa-apa yang tak terlihat di balik retinamu

untukmu dan dirimu yang mungkin saja selalu merasa atau bahkan tak pernah merasa
tak ada yang benar-benar tahu siapa yang kutuju pada tiap penggalannya
tak ada yang benar-benar mengerti siapa kemarin, hari ini maupun esok hari yang menjadi awalan dan akhir dari tulisanku
mengertilah, hanya aku yang tahu apa-apa yang seolah cukup kalian ketahui bahkan kalian pahami.

hahahaha..
apa yang lebih melelahkan dari menerka-nerka sebuah perasaan?
tak usah menerka, tanyakan saja bila memang ingin tahu.


-hujan mimpi-

Sabtu, Oktober 15, 2016

Saingan yang sehat dong!

Tak bisa dipungkiri kita hidup di era penuh kecamuk kompetisi. Persaingan baik antar individu maupun kelompok semakin menyeruak seolah-olah tidak kenal lelah mencari tahu siapa yang berhak di depan dan siapa yang berhak di belakang. Jelas, persaingan ini membuat deras cucuran keringat, bekerja keras memforsir tenaga, waktu, dan pikiran untuk menjadi pemenang.
Sebagian ada yang memiliki hasrat sukses namun hanya setengah-setengah sehingga hanya hangat di awal.

Sebagian orang menganggap bahwa kemenangan tidak ada artinya.

Tetapi, sebagian lagi menganggap bahwa kemenangan adalah segalanya.

Persaingan bagaikan dua sisi mata uang, di satu sisi memberikan pengaruh positif dan di sisi lain justru mengakibatkan dampak buruk.

Persaingan akan memberi dampak positif jika persaingan adalah persaingan sehat dan dalam kebaikan. Dan sebaliknya, akan berdampak buruk jika persaingan tersebut bernuansa kecurangan dengan motif keburukan.

Kesalahan memahami esensi persaingan mengakibatkan setiap orang mengedepankan ego-nya untuk menjadi nomor satu.

Pada esensinya, persaingan merupakan gabungan dari individu-individu di dalam satu tatanan yang saling berusaha untuk mencapai suatu target tertentu. Setiap individu dalam persaingan akan memperoleh dampak positif jika mereka bersaing dalam kebaikan. Bukan sekedar objeknya, tapi subjeknya (si pelaku persaingan) harus positif, sehingga persaingan bukanlah permusuhan, tapi adalah kerjasama untuk meraih kesuksesan bersama.

Arti persaingan yang sebenarnya bukanlah tentang bagaimana untuk menjadi yang pertama, tapi bagaimana kita berjuang mengerahkan kemampuan puncak. Ketika mengerahkan kemampuan puncak dalam persaingan kita telah memenangkan banyak hal. Bukan sekedar penambahan skill ataupun pengalaman, tapi bersiaplah Allah SWT sudah menyiapkan sebundel reward bagi mereka yang bersaing dalam kebaikan. Reward bukanlah untuk pemenang persaingan, tapi untuk mereka yang telah mengerahkan kemampuan puncak.

Sebenarnya, kegagalan adalah milik mereka yang takut bersaing dalam hidup. Maka berani hidup yaa harus berani bersaing.

Tetapi banyak orang salah kaprah dalam bersaing. Hasrat ingin menjadi nomor satu membuat sebagian orang melakukan banyak cara agar menjadi pemenang. Memahami bahwa tujuan persaingan adalah menjadi nomor satu mengakibatkan banyak orang patah arang di awal, dan akhirnya dia tidak meraih prestasi, bahkan ketika gagal ia akan mengalami kegundahan ‘akut’ karena tidak mendapatkan apa yang dia usahakan.

Kemenangan sesungguhnya adalah bagi mereka yang telah mengerahkan kemampuan puncaknya.
Pahamilah esensi persaingan dengan sebaik-baiknya, dengan demikian maka akan tercipta mutualisme yang menjadikan setiap orang lebih baik. Dengan memahaminya kita akna berani untuk bersaing, berani keluar dari zona nyaman, dan berani untuk mengembangkan diri lagi di dunia yang penuh “pertarungan” yang saling menguntungkan.



Aku yang masih belum wisuda,
di kota sesak penuh persaingan

Rabu, Oktober 12, 2016

Senja

Jingga sore itu,
Menciptakan letupan-letupan kecil bahagia di hati ini.
Hangatnya menjalar disekujur tubuh, ketika kamu berada disisiku.
Memandang hamparan langit luas yang memancarkan semburat rona jingga yang menawan.
Namun, tidak lebih indah dari raut wajahmu yang mendebarkan kuat.

Lembut pandangmu mampu menenangkan jiwa yang gundah jika tak bertemu.
Nada suaramu ku biarkan merasuki setiap membran inti otakku, dan menempati sudut-sudut ruang rindu di kepala.
Sampai kau lumpuhkan pula triliunan neuron dalam tubuhku.
Kamu adalah sebuah anugerah indah dari Tuhan yang sengaja Ia pamerkan kepadaku.

Jingga sore semakin tenggelam.
Menyadarkan aku dari lamunan asyik tentangmu.
Lalu, tetiba sekelibat pertanyaan datang menikam.
Mungkinkah aku dan kamu bersatu?
Bisakah kamu tetap bersamaku menghentikan waktu yang berjalan begitu cepat?

Semakin dalam kutelusuri resahmu
Semakin tenggelam aku pada pilu
Semakin kupandangi pungggungmu
Semakin keras tamparan kenyataan menyadari aku bukan sesiapamu.

WE ARE

Kami, ku sebut saudara, memang tidak dari ovarium yang sama
Kami, hanya secuil kurcaci yang kadang masih sering mencaci
Kami tak pernah menyangka, bahwa akan bersama layaknya sebuah keluarga
Kami butuh waktu untuk berjalan bergandengan bersama
Tawa dan canda kadang hadir menyegarkan suasana, juga mengobati yang lara dan tengah gundah gulana
Tak ada suka tanpa duka, tak ada cerita tanpa luka
Begitu pula keluarga ini, tak selalu ha ha hi hi, pergi tak jelas kesana kemari
Adakalanya duka dan airmata, menyeruak menggenangi singgasana
Emosi, nada tinggi menjadi sebuah sesaji yang kadang tak terhindari
Hingga ada hati yang tanpa sengaja tersakiti
Tapi, kami memaklumi dan saling membenahi, sebab manusia seringkali lupa diri
Hmmm..
Tak ada jeda yang tak bermakna,
Tak ada cinta tanpa kita,
Tetap bersama sampai nyawa tak lagi ada,
Dan bertemu di surga Nya,
i love you  :)



Sabtu, Oktober 08, 2016

Hei, Ayolah Semangat!

Hei, coba lupakanlah sejenak ponselmu itu
Abaikanlah dering notifikasi yang kau dengar
Mulailah menjelajahi setiap lembar HVS itu

Hei, waktumu kini bukanlah hanya untuk bersenang-senang
Melainkan penentu masa depan

Lontarkanlah nada penat di dalam benakmu
Hidupkanlah kembali semua cita-cita dan harapanmu
Melangkahlah menapaki semua angan

Hingga deretan kata tak mampu lagi bicara
Hingga sirna semua peluh yang kau rasa

Goyah, terpuruk, terombang-ambing, terbang
Terbaik, terburuk
Hidup ini tentang kemauan juga kemampuan

Ragu akan jalan yang ada di hadapanmu?
Tak masalah jika itu terjal, berbatu, mendaki
Hadapilah saja!

Singkirkan kaca spionmu itu
Terlalu banyak tumpukan sampah waktu disana

Melangkahlah, Hadapilah!

Jumat, Oktober 07, 2016

Ketika Bersamamu

Kamu tentu saja tidak akan mendapatkan aku ketika tenggelam dalam kesedihan,
Ketika bersamamu, adalah aku yang bergembira, karena aku dapat menyembunyikan setiap luka.
Seperti seluruh kesedihanku menggantung diatas pohon-pohon yang kamu tak dapat melihatnya.
Hingga aku terlihat hidup baik-baik saja, dengan semua senyum, canda dan tawa.
Tiga hal yang sangat mudah kau temukan di wajahku, ketika aku bersama denganmu.

Aku yang sebenar-benarnya adalah ketika aku tanpamu.
Tanpa kepuraan aku adalah muram.
Karena entah mengapa semua masalahku sendiri menghempaskan tubuhku ke dalam sepi.
yang kemudian tertatih-tatih menahan beban yang tidak sama sekali aku inginkan.

Kemudian tidak akan pernah kamu melihat, aku yang selalu bersedih dan bingung dalam sesaat.
Seperti daun kering yang jatuh dan terombang-ambing kemana saja sampai jauh.
Karena semua kesedihan itu kemudian sirna membeku.
Ketika aku bersamamu.

hebat yaaa kamu, kamu salah satu murid di hogwarts yaa? udah, ngaku aja deh! kamu sihir aku kan? sampe-sampe aku seperti itu ketika bersama kamu.. wkwkwkwkwk :p

Sabtu, Oktober 01, 2016

Cabang Pikiran

aku pelik, begitu pelik.
tidur pun hanya bila tertidur.
aku rumit, begitu rumit.
tenang pun hanya perihal sementara.
pelosok pikiran penuh cabang. 
ya, hidup tidak semudah melihat pertunjukkan yang sudah mahir.

ah sudahlah, tertawakan saja sambil makan maicih. hehehe :)