Sabtu, Oktober 15, 2016

Saingan yang sehat dong!

Tak bisa dipungkiri kita hidup di era penuh kecamuk kompetisi. Persaingan baik antar individu maupun kelompok semakin menyeruak seolah-olah tidak kenal lelah mencari tahu siapa yang berhak di depan dan siapa yang berhak di belakang. Jelas, persaingan ini membuat deras cucuran keringat, bekerja keras memforsir tenaga, waktu, dan pikiran untuk menjadi pemenang.
Sebagian ada yang memiliki hasrat sukses namun hanya setengah-setengah sehingga hanya hangat di awal.

Sebagian orang menganggap bahwa kemenangan tidak ada artinya.

Tetapi, sebagian lagi menganggap bahwa kemenangan adalah segalanya.

Persaingan bagaikan dua sisi mata uang, di satu sisi memberikan pengaruh positif dan di sisi lain justru mengakibatkan dampak buruk.

Persaingan akan memberi dampak positif jika persaingan adalah persaingan sehat dan dalam kebaikan. Dan sebaliknya, akan berdampak buruk jika persaingan tersebut bernuansa kecurangan dengan motif keburukan.

Kesalahan memahami esensi persaingan mengakibatkan setiap orang mengedepankan ego-nya untuk menjadi nomor satu.

Pada esensinya, persaingan merupakan gabungan dari individu-individu di dalam satu tatanan yang saling berusaha untuk mencapai suatu target tertentu. Setiap individu dalam persaingan akan memperoleh dampak positif jika mereka bersaing dalam kebaikan. Bukan sekedar objeknya, tapi subjeknya (si pelaku persaingan) harus positif, sehingga persaingan bukanlah permusuhan, tapi adalah kerjasama untuk meraih kesuksesan bersama.

Arti persaingan yang sebenarnya bukanlah tentang bagaimana untuk menjadi yang pertama, tapi bagaimana kita berjuang mengerahkan kemampuan puncak. Ketika mengerahkan kemampuan puncak dalam persaingan kita telah memenangkan banyak hal. Bukan sekedar penambahan skill ataupun pengalaman, tapi bersiaplah Allah SWT sudah menyiapkan sebundel reward bagi mereka yang bersaing dalam kebaikan. Reward bukanlah untuk pemenang persaingan, tapi untuk mereka yang telah mengerahkan kemampuan puncak.

Sebenarnya, kegagalan adalah milik mereka yang takut bersaing dalam hidup. Maka berani hidup yaa harus berani bersaing.

Tetapi banyak orang salah kaprah dalam bersaing. Hasrat ingin menjadi nomor satu membuat sebagian orang melakukan banyak cara agar menjadi pemenang. Memahami bahwa tujuan persaingan adalah menjadi nomor satu mengakibatkan banyak orang patah arang di awal, dan akhirnya dia tidak meraih prestasi, bahkan ketika gagal ia akan mengalami kegundahan ‘akut’ karena tidak mendapatkan apa yang dia usahakan.

Kemenangan sesungguhnya adalah bagi mereka yang telah mengerahkan kemampuan puncaknya.
Pahamilah esensi persaingan dengan sebaik-baiknya, dengan demikian maka akan tercipta mutualisme yang menjadikan setiap orang lebih baik. Dengan memahaminya kita akna berani untuk bersaing, berani keluar dari zona nyaman, dan berani untuk mengembangkan diri lagi di dunia yang penuh “pertarungan” yang saling menguntungkan.



Aku yang masih belum wisuda,
di kota sesak penuh persaingan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar