Jingga sore itu,
Menciptakan letupan-letupan kecil bahagia di hati ini.
Hangatnya menjalar disekujur tubuh, ketika kamu berada disisiku.
Memandang hamparan langit luas yang memancarkan semburat rona jingga yang menawan.
Namun, tidak lebih indah dari raut wajahmu yang mendebarkan kuat.
Lembut pandangmu mampu menenangkan jiwa yang gundah jika tak bertemu.
Nada suaramu ku biarkan merasuki setiap membran inti otakku, dan menempati sudut-sudut ruang rindu di kepala.
Sampai kau lumpuhkan pula triliunan neuron dalam tubuhku.
Kamu adalah sebuah anugerah indah dari Tuhan yang sengaja Ia pamerkan kepadaku.
Jingga sore semakin tenggelam.
Menyadarkan aku dari lamunan asyik tentangmu.
Lalu, tetiba sekelibat pertanyaan datang menikam.
Mungkinkah aku dan kamu bersatu?
Bisakah kamu tetap bersamaku menghentikan waktu yang berjalan begitu cepat?
Semakin dalam kutelusuri resahmu
Semakin tenggelam aku pada pilu
Semakin kupandangi pungggungmu
Semakin keras tamparan kenyataan menyadari aku bukan sesiapamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar