Selalu ada satu orang khusus yang
akan mendengarmu,
Dengan siapa kamu dapat bicara
tentang hampir segalanya,
Menjadi orang yang memahamimu
ketika engkau butuh.
Dia adalah yang datang kepadamu,
bukan untuk bicara soal cinta,
Tapi, untuk menghadirkan dirinya
yang pandai membuat dirimu senang, membuat dirimu tenang.
Dia mendengar perasaanmu, bahkan
tanpa perlu kau ungkap melalui kata-kata.
Ketika dia membuat dirimu tenang,
kau mengerti untuk apa dia bersamamu,
Dia adalah orangnya, yang akan
merisaukan dirimu ketika jauh, dihari yang hujan, dan penuh petir,
Kemudian dengannya kamu tersenyum,
kamu ketawa, bahwa pada orang yang kau cintai tak akan pernah peduli dengan
apapun yang kau takutkan.
Berkata dia : “Jika aku mencintaimu sebagai benar-benar mencintaimu, sesibuk apapun
diriku, selalu akan berusaha meluangkan waktu untuk mu”
Pelajaran, mendapat hikmah, kasih
sayang datang darinya, dan engkau tidak usah mencarinya, karena dia selalu ada
waktu untuk bersama dengan dirimu.
Pikirkan atas kasih sayang yang dia
berikan padamu, menjadi dasar diatas semua sikap dan perilakunya kepadamu,
bahkan jika dia harus mengatakan “Aku
mencintaimu” kamu merasa tidak perlu lagi untuk memeriksa kesungguhannya.
Kamu hanya memiliki keyakinanmu
sendiri, bahwa kamu mencintainya, dan itu serius.
Adakalanya kamu marah kepadanya,
tapi dia berkata, “Aku mencintaimu,
biarlah ini urusan ku, bagaimana kamu kepada ku, terserah, itu urusanmu.
Engkau
tersenyum, dan ketika tidur, engkau teringat apa yang dikatakan nya,
“Jika aku sudah sayang tidak akan pernah berakhir. Bahkan ketika kamu
ingin berhenti.”
Maka itulah yang akan kamu rasakan bersama dengan nya,
jika benar dia ada, mengatakannya dalam gelombang logika dan perasaan.
Asmara itu menggelora, dan kamu
ingin bersamanya karena kamu tau dengan siapa kamu bisa tenang.
Selalu ada satu orang khusus yang
akan bersamamu, bakan jika cemburu, kau senyum, karena bukan api yang
menghanguskan.
Berterimakasihlah pada dirimu
sendiri, sudah bisa membuat dia menyayangi dirimu, dan katakan lah, “Yang melibatkan diriku... Engkaulah ahlinya...”
Sajak karya Ayah Pidi Baiq,
berhasil membuat tetesan dari mataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar