Kata seorang temanku "orang-orang biasa akan mudah menghakimimu. Yang tidak menghakimimu barulah orang yang luar biasa."
Jadi, di depanmu, kusuguhkan banyak sisi gelapku. Supaya pupilmu mengecil, melihat dengan lebih fokus, melihat dengan cahaya sesedikit mungkin. Barangkali dengan begitu kau akan menemukan alasan untuk pergi.
Bukankah semakin lama kita mengenal manusia, maka akan timbul banyak alasan untuk meninggalkan? Coba, kumpulkan semua kegelapan (ku). Tulis semua kesesatanku. Ingat semua kekacauanku. Jika aku cukup beruntung, semua itu tak akan lebih besar dari pada satu alasanmu untuk tinggal.
Sudahlah, kamu tak perlu menerka-nerka tentang siapa atau untuk siapa. Cukup pikirkan dan rasakan saja. Ini hanya pelampiasan sepi, pengurai kekacauan.
Jumat, Desember 16, 2016
Selasa, Desember 13, 2016
simfoni hitam
karena sesudah siang, ada malam, setelah gelap akan ada terang..
pada malam yang menyapa, ada dawai-dawai kekecewaan yang mengalun.
pada malam yang sedang hadir, ada ribuan rutukan yang dihaturkan.
pada malam yang lebih gelap dari biasanya, aku mengaduh dengan berpeluh.
malam ini terasa berdegup lebih kencang dari biasanya. pipiku terasa hangat setelah sekian lama ku mampatkan segalanya di sebuah sudut pada lobus temporal. aku kembali harus memutar arah tujuan. mencari persimpangan yang lain. sembari mengeringkan pipiku yang mulai basah.
kembali aku memilih menarik diriku dari keramaian, merenung bersama kesenyapan, membiarkan sesuatu yang telah lama tersembunyi dari hatiku mencuat dengan liar. membuatku semakin menyalahkan diriku sendiri, menangis meraung dengan amat kesal. rasa ini terus semakin kuat mencuat, menarikku masuk ke lembah pedih yang amat pekat bahkan sampai membuatku tercekat. "Bodohnya aku...." terus saja aku meracau seperti itu dengan sesal.
untuk gelapku malam ini..
tanganku layu mendekap tubuhku sendiri. kaki ku melangkah, tapi kepalaku masih saja menoleh ke belakang, berjibaku melawan waktu yang terus berjalan kedepan. tanpa ampun. tanpa pengertian
"ini hidupku! aku berhak berlaku sesukaku!"ya, itulah aku kala itu, berubah menjadi seorang yang tak peduli. trauma mungkin, tapi entahlah, itu yang aku rasakan.
aku lantas bertindak sesuka hatiku, tak banyak orang yang mengetahui itu, aku tak peduli, aku suka, dan aku lanjut saja.
aku kemudian terlena akan kesenangan yang fana. dan membuatku lupa untuk memenuhi tuntutan yang terus mengejarku tanpa aku sadari.
"impian? cita-cita? mewujudkannya? ah, semua itu omong kosong!"hanya dinding bisu tak berdosa menjadi sasaran amarahku yang membara kala itu. dengan kebodohanku ini lantas kesenangan-kesenangan fana tadi menjadi temanku kembali, karena merekalah tempat pelarian yang sangat mengertiku.
namun menjerumuskan tanpaku sadar. keterlenaan kemudian buatku lalai dan tak terpikirkan mengenai masa depanku. tak terbersit sedikitpun kekhawatiran akan terancamnya kesejahteraanku dimasa depan kala itu.
aku bahkan sering mengutuk, mengutuk takdirku, mengutuk ketidak adilan, mengutuk diriku, mengutuk, mengutuk, dan mengutuk.
hal ini tentu menjadi beban pikiran bagi pelita hidupku, namun beliau tetap rela berkorban demi seorang anak yang sebenarnya tak pantas diperjuangkan sedikitpun. ya, aku memang kejam, dan lantas aku mungkin saja berubah menjadi malin kundang selanjutnya. namun kasih sayang pelita hidupku lebih besar daripada apapun, tak mungkin beliau mengutukku menjadi batu setelah apa yang aku perbuat kepadanya.
ya, aku tersesat pada sisi gelapku kala itu.
yaa pada dasarnya aku meyakini bahwa manusia selalu memiliki sisi gelap. manusia bukan hitam atau putih. mereka adalah abu-abu yang ambigu.
aku pun punya sisi gelap, hanya saja kuharap ia akan tertidur untuk selama-lamanya.
dalam keterbatasan waktu ini, tidakkah begitu menyedihkan bila hanya aku isi dengan keluhan dan ratapan? bukankah leher akan pegal bila terlalu sering aku gunakan untuk menengok ke belakang?
aku tau, aku harus melangkah menatap masa depan, sebab masa lalu tak akan pergi kemana-mana, aku lah yang akan beranjak meninggalkannya.
........................
"semakin kau mengenalku, semakin kau tau sisi gelapku. kau punya pilihan, tetap bertahan bersamaku atau meninggalkanku?"
tak ku sangka jawabnya,
"apabila esok aku melupa, maka ingatkan aku bagaimana kemarin aku bisa terang-terangan memeluk gelapmu. jika esok aku tak sanggup lagi menjadi terang, tolong gantikan aku untuk menjadi terang itu, sebab kamu tak selamanya adalah gelap."
aku leleh,
lalu aku berjanji akan menjadi orang yang lebih baik, sekarang hingga nanti..
........................
mari kita pahami bahwa semua orang pernah berbuat salah, tidak ada manusia yang sempurna. setiap orang pasti punya sisi gelap yang dia sembunyikan, dengan berbagai latar belakangnya. rembulan nan indah pun tak hanya punya sisi benderang, dia punya sisi gelap yang dia sembunyikan.
........................
bersama nyamuk, sebelum di hap sama cicak di dinding yang sedari tadi diam-diam merayap
........................
mari kita pahami bahwa semua orang pernah berbuat salah, tidak ada manusia yang sempurna. setiap orang pasti punya sisi gelap yang dia sembunyikan, dengan berbagai latar belakangnya. rembulan nan indah pun tak hanya punya sisi benderang, dia punya sisi gelap yang dia sembunyikan.
........................
ini, aku jawab tantanganmu,
Senin, Desember 12, 2016
berspekulasi
aku ingin menjadi racun di otakmu,
memberi impuls dan mengalir diantara saraf pusatmu,
menjadi candu yang bermuara pada rindu,
hingga kau menjadi malas, memikirkan oranglain selain Aku.
aku tidak sedang menyembunyikan perasaanku padamu, aku mengakuinya.
tidakkah kau baca dalam setiap tulisanku? aku hanya tidak memberitahumu.
aku hanya sedang belajar jujur pada diri sendiri.
memberi impuls dan mengalir diantara saraf pusatmu,
menjadi candu yang bermuara pada rindu,
hingga kau menjadi malas, memikirkan oranglain selain Aku.
aku tidak sedang menyembunyikan perasaanku padamu, aku mengakuinya.
tidakkah kau baca dalam setiap tulisanku? aku hanya tidak memberitahumu.
aku hanya sedang belajar jujur pada diri sendiri.
yaa nyatanya memang sulit untuk meyakinkan seseorang tentang hal-hal yang tidak mereka yakini, menulis misalnya. seringkali yang menjadi objek bukanlah apa yang terjadi secara nyata. melainkan hanya hal-hal yang berlangsung dipikiran, tanpa tokoh yang pasti, tanpa waktu yang pasti, hanya terjadi begitu saja, di benak...
randomisasi tumblr, hhhh
Kamis, November 17, 2016
jangan mendikte Allah, rencana-Nya selalu lebih baik
merutuki mengapa segalanya tak berjalan sesuai harapan. menjadi takut untuk melangkah, karena kerap dilingkupi pertanyaan bagaimana jika setelah ini akan sama seperti kemarin. bisa dibilang sebagai trauma, mungkin. dan kembali terjebak pertanyaan kenapa harus seperti ini akhirnya, padahal bukan ini yang kuharapkan.
kemudian timbul pertanyaan lagi, mengapa baru bisa melakukan ini sekarang, mengapa tidak dari kemarin saja? well, mungkin saja kemarin Tuhan melihatmu belum sanggup untuk melakukan hal itu. mengapa lantas tidak bersyukur saja atas apa yang telah dan bisa kamu lakukan sekarang? setidaknya lebih baik telat daripada tidak sama sekali untuk hal yang sudah kamu lakukan saat ini, bukan begitu?
"jangan lupakan Allah, dzikir kapanpun, perbanyak Al-Fatihah kepada Rasul.. berdo'a itu mohon yang terbaik saja, jangan terlalu mendikte Allah"
sadar atau tidak seringkali kita berdo'a alih-alih berserah, malah mendikte. misalnya, semoga aku dan 'sebut nama' bisa berjodoh. sadarkah itu termasuk dikte kita saat berdo'a?
belajarlah untuk selalu berdamai dengan masa lalu, belajar berdamai dan menerima diri sendiri. sebab, kembali ku tekankan bahwa Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk hamba-Nya bukan?
kemudian timbul pertanyaan lagi, mengapa baru bisa melakukan ini sekarang, mengapa tidak dari kemarin saja? well, mungkin saja kemarin Tuhan melihatmu belum sanggup untuk melakukan hal itu. mengapa lantas tidak bersyukur saja atas apa yang telah dan bisa kamu lakukan sekarang? setidaknya lebih baik telat daripada tidak sama sekali untuk hal yang sudah kamu lakukan saat ini, bukan begitu?
"jangan lupakan Allah, dzikir kapanpun, perbanyak Al-Fatihah kepada Rasul.. berdo'a itu mohon yang terbaik saja, jangan terlalu mendikte Allah"
sadar atau tidak seringkali kita berdo'a alih-alih berserah, malah mendikte. misalnya, semoga aku dan 'sebut nama' bisa berjodoh. sadarkah itu termasuk dikte kita saat berdo'a?
belajarlah untuk selalu berdamai dengan masa lalu, belajar berdamai dan menerima diri sendiri. sebab, kembali ku tekankan bahwa Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk hamba-Nya bukan?
-hujan mimpi-
Sabtu, Oktober 29, 2016
Hanya Aku yang Tahu
untukmu yang mungkin merasa
berhentilah menebak-nebak bahwa segala kata yang terukir adalah untukmu
karena memang sudah tak ada lagi kamu pada segala aksaraku
karena memang sudah bukan kamu lagi yang membuatku terus menulis
maaf, tapi memang posisimu sudah tergantikan
untukmu yang mungkin juga merasa
mungkin iya beberapa hal yang ku tulis mirip dengan apa-apa yang kita lalui
tapi bukan berarti segala akhir dari tulisanku bermuara kepadamu
maaf, awal yang sama bukan berarti akhirnya bisa selalui sama, kan?
untukmu yang juga belum merasa
berhenti menerka segala tulisan yang kububuhkan pada laman ini adalah untuknya
bagaimana kau tak mengerti ini adalah apa-apa yang sebenarnya kupendam untukmu?
bagaimana kau tak menyadari bahwa sedari awal sebuah kata terbentuk hanyalah kamu yang memenuhi rongga ingatanku?
mungkin iya aku terlalu susah ditebak seperti katamu
mungkin iya pada beberapa hal aku terlalu mudah membuatmu mengerti
tapi sayang, kau lebih banyak tak mengerti tentang apa-apa yang tak terlihat di balik retinamu
untukmu dan dirimu yang mungkin saja selalu merasa atau bahkan tak pernah merasa
tak ada yang benar-benar tahu siapa yang kutuju pada tiap penggalannya
tak ada yang benar-benar mengerti siapa kemarin, hari ini maupun esok hari yang menjadi awalan dan akhir dari tulisanku
mengertilah, hanya aku yang tahu apa-apa yang seolah cukup kalian ketahui bahkan kalian pahami.
hahahaha..
apa yang lebih melelahkan dari menerka-nerka sebuah perasaan?
tak usah menerka, tanyakan saja bila memang ingin tahu.
-hujan mimpi-
Sabtu, Oktober 15, 2016
Saingan yang sehat dong!
Tak bisa dipungkiri kita hidup di era penuh kecamuk
kompetisi. Persaingan baik antar individu maupun kelompok semakin menyeruak
seolah-olah tidak kenal lelah mencari tahu siapa yang berhak di depan dan siapa
yang berhak di belakang. Jelas, persaingan ini membuat deras cucuran keringat,
bekerja keras memforsir tenaga, waktu, dan pikiran untuk menjadi pemenang.
Sebagian ada yang memiliki hasrat sukses namun hanya
setengah-setengah sehingga hanya hangat di awal.
Sebagian orang menganggap bahwa kemenangan tidak ada
artinya.
Tetapi, sebagian lagi menganggap bahwa kemenangan adalah
segalanya.
Persaingan bagaikan dua sisi mata uang, di satu sisi
memberikan pengaruh positif dan di sisi lain justru mengakibatkan dampak buruk.
Persaingan akan memberi dampak positif jika persaingan
adalah persaingan sehat dan dalam kebaikan. Dan sebaliknya, akan berdampak buruk jika persaingan
tersebut bernuansa kecurangan dengan motif keburukan.
Kesalahan memahami esensi persaingan mengakibatkan setiap
orang mengedepankan ego-nya untuk menjadi nomor satu.
Pada esensinya, persaingan merupakan gabungan dari
individu-individu di dalam satu tatanan yang saling berusaha untuk mencapai
suatu target tertentu. Setiap individu dalam persaingan akan memperoleh dampak
positif jika mereka bersaing dalam kebaikan. Bukan sekedar objeknya, tapi
subjeknya (si pelaku persaingan) harus positif, sehingga persaingan bukanlah
permusuhan, tapi adalah kerjasama untuk meraih kesuksesan bersama.
Arti persaingan yang sebenarnya bukanlah tentang bagaimana
untuk menjadi yang pertama, tapi bagaimana kita berjuang mengerahkan kemampuan
puncak. Ketika mengerahkan kemampuan puncak dalam persaingan kita telah
memenangkan banyak hal. Bukan sekedar penambahan skill ataupun pengalaman, tapi
bersiaplah Allah SWT sudah menyiapkan sebundel reward bagi mereka yang bersaing dalam kebaikan. Reward bukanlah untuk pemenang
persaingan, tapi untuk mereka yang telah mengerahkan kemampuan puncak.
Sebenarnya, kegagalan adalah milik mereka yang takut
bersaing dalam hidup. Maka berani hidup yaa harus berani bersaing.
Tetapi banyak orang salah kaprah dalam bersaing. Hasrat ingin
menjadi nomor satu membuat sebagian orang melakukan banyak cara agar menjadi
pemenang. Memahami bahwa tujuan persaingan adalah menjadi nomor satu
mengakibatkan banyak orang patah arang di awal, dan akhirnya dia tidak meraih
prestasi, bahkan ketika gagal ia akan mengalami kegundahan ‘akut’ karena tidak
mendapatkan apa yang dia usahakan.
Kemenangan sesungguhnya adalah bagi mereka yang telah
mengerahkan kemampuan puncaknya.
Pahamilah esensi persaingan dengan sebaik-baiknya, dengan
demikian maka akan tercipta mutualisme yang menjadikan setiap orang lebih baik.
Dengan memahaminya kita akna berani untuk bersaing, berani keluar dari zona
nyaman, dan berani untuk mengembangkan diri lagi di dunia yang penuh “pertarungan”
yang saling menguntungkan.
Aku yang masih belum wisuda,
di kota sesak penuh persaingan
Rabu, Oktober 12, 2016
Senja
Jingga sore itu,
Menciptakan letupan-letupan kecil bahagia di hati ini.
Hangatnya menjalar disekujur tubuh, ketika kamu berada disisiku.
Memandang hamparan langit luas yang memancarkan semburat rona jingga yang menawan.
Namun, tidak lebih indah dari raut wajahmu yang mendebarkan kuat.
Lembut pandangmu mampu menenangkan jiwa yang gundah jika tak bertemu.
Nada suaramu ku biarkan merasuki setiap membran inti otakku, dan menempati sudut-sudut ruang rindu di kepala.
Sampai kau lumpuhkan pula triliunan neuron dalam tubuhku.
Kamu adalah sebuah anugerah indah dari Tuhan yang sengaja Ia pamerkan kepadaku.
Jingga sore semakin tenggelam.
Menyadarkan aku dari lamunan asyik tentangmu.
Lalu, tetiba sekelibat pertanyaan datang menikam.
Mungkinkah aku dan kamu bersatu?
Bisakah kamu tetap bersamaku menghentikan waktu yang berjalan begitu cepat?
Semakin dalam kutelusuri resahmu
Semakin tenggelam aku pada pilu
Semakin kupandangi pungggungmu
Semakin keras tamparan kenyataan menyadari aku bukan sesiapamu.
Menciptakan letupan-letupan kecil bahagia di hati ini.
Hangatnya menjalar disekujur tubuh, ketika kamu berada disisiku.
Memandang hamparan langit luas yang memancarkan semburat rona jingga yang menawan.
Namun, tidak lebih indah dari raut wajahmu yang mendebarkan kuat.
Lembut pandangmu mampu menenangkan jiwa yang gundah jika tak bertemu.
Nada suaramu ku biarkan merasuki setiap membran inti otakku, dan menempati sudut-sudut ruang rindu di kepala.
Sampai kau lumpuhkan pula triliunan neuron dalam tubuhku.
Kamu adalah sebuah anugerah indah dari Tuhan yang sengaja Ia pamerkan kepadaku.
Jingga sore semakin tenggelam.
Menyadarkan aku dari lamunan asyik tentangmu.
Lalu, tetiba sekelibat pertanyaan datang menikam.
Mungkinkah aku dan kamu bersatu?
Bisakah kamu tetap bersamaku menghentikan waktu yang berjalan begitu cepat?
Semakin dalam kutelusuri resahmu
Semakin tenggelam aku pada pilu
Semakin kupandangi pungggungmu
Semakin keras tamparan kenyataan menyadari aku bukan sesiapamu.
WE ARE
Kami, ku sebut saudara, memang tidak dari ovarium yang sama
Kami, hanya secuil kurcaci yang kadang masih sering mencaci
Kami tak pernah menyangka, bahwa akan bersama layaknya
sebuah keluarga
Kami butuh waktu untuk berjalan bergandengan bersama
Tawa dan canda kadang hadir menyegarkan suasana, juga
mengobati yang lara dan tengah gundah gulana
Tak ada suka tanpa duka, tak ada cerita tanpa luka
Begitu pula keluarga ini, tak selalu ha ha hi hi, pergi tak
jelas kesana kemari
Adakalanya duka dan airmata, menyeruak menggenangi
singgasana
Emosi, nada tinggi menjadi sebuah sesaji yang kadang tak
terhindari
Hingga ada hati yang tanpa sengaja tersakiti
Tapi, kami memaklumi dan saling membenahi, sebab manusia
seringkali lupa diri
Hmmm..
Tak ada jeda yang tak bermakna,
Tak ada cinta tanpa kita,
Tetap bersama sampai nyawa tak lagi ada,
Dan bertemu di surga Nya,
i love you :)
i love you :)
Sabtu, Oktober 08, 2016
Hei, Ayolah Semangat!
Hei, coba lupakanlah sejenak ponselmu itu
Abaikanlah dering notifikasi yang kau dengar
Mulailah menjelajahi setiap lembar HVS itu
Hei, waktumu kini bukanlah hanya untuk bersenang-senang
Melainkan penentu masa depan
Lontarkanlah nada penat di dalam benakmu
Hidupkanlah kembali semua cita-cita dan harapanmu
Melangkahlah menapaki semua angan
Hingga deretan kata tak mampu lagi bicara
Hingga sirna semua peluh yang kau rasa
Goyah, terpuruk, terombang-ambing, terbang
Terbaik, terburuk
Hidup ini tentang kemauan juga kemampuan
Ragu akan jalan yang ada di hadapanmu?
Tak masalah jika itu terjal, berbatu, mendaki
Hadapilah saja!
Singkirkan kaca spionmu itu
Terlalu banyak tumpukan sampah waktu disana
Melangkahlah, Hadapilah!
Jumat, Oktober 07, 2016
Ketika Bersamamu
Kamu tentu saja tidak akan mendapatkan aku ketika tenggelam dalam kesedihan,
Ketika bersamamu, adalah aku yang bergembira, karena aku dapat menyembunyikan setiap luka.
Seperti seluruh kesedihanku menggantung diatas pohon-pohon yang kamu tak dapat melihatnya.
Hingga aku terlihat hidup baik-baik saja, dengan semua senyum, canda dan tawa.
Tiga hal yang sangat mudah kau temukan di wajahku, ketika aku bersama denganmu.
Aku yang sebenar-benarnya adalah ketika aku tanpamu.
Tanpa kepuraan aku adalah muram.
Karena entah mengapa semua masalahku sendiri menghempaskan tubuhku ke dalam sepi.
yang kemudian tertatih-tatih menahan beban yang tidak sama sekali aku inginkan.
Kemudian tidak akan pernah kamu melihat, aku yang selalu bersedih dan bingung dalam sesaat.
Seperti daun kering yang jatuh dan terombang-ambing kemana saja sampai jauh.
Karena semua kesedihan itu kemudian sirna membeku.
Ketika aku bersamamu.
hebat yaaa kamu, kamu salah satu murid di hogwarts yaa? udah, ngaku aja deh! kamu sihir aku kan? sampe-sampe aku seperti itu ketika bersama kamu.. wkwkwkwkwk :p
Ketika bersamamu, adalah aku yang bergembira, karena aku dapat menyembunyikan setiap luka.
Seperti seluruh kesedihanku menggantung diatas pohon-pohon yang kamu tak dapat melihatnya.
Hingga aku terlihat hidup baik-baik saja, dengan semua senyum, canda dan tawa.
Tiga hal yang sangat mudah kau temukan di wajahku, ketika aku bersama denganmu.
Aku yang sebenar-benarnya adalah ketika aku tanpamu.
Tanpa kepuraan aku adalah muram.
Karena entah mengapa semua masalahku sendiri menghempaskan tubuhku ke dalam sepi.
yang kemudian tertatih-tatih menahan beban yang tidak sama sekali aku inginkan.
Kemudian tidak akan pernah kamu melihat, aku yang selalu bersedih dan bingung dalam sesaat.
Seperti daun kering yang jatuh dan terombang-ambing kemana saja sampai jauh.
Karena semua kesedihan itu kemudian sirna membeku.
Ketika aku bersamamu.
hebat yaaa kamu, kamu salah satu murid di hogwarts yaa? udah, ngaku aja deh! kamu sihir aku kan? sampe-sampe aku seperti itu ketika bersama kamu.. wkwkwkwkwk :p
Sabtu, Oktober 01, 2016
Cabang Pikiran
aku pelik, begitu pelik.
tidur pun hanya bila tertidur.
aku rumit, begitu rumit.
tenang pun hanya perihal sementara.
pelosok pikiran penuh cabang.
ya, hidup tidak semudah melihat pertunjukkan yang sudah mahir.
ah sudahlah, tertawakan saja sambil makan maicih. hehehe :)
Jumat, September 30, 2016
Diburu Malam
Lagi-lagi malam memburuku
Hingga aku terperangkap
Dalam kesunyian yang pekat
Setelah itu langit akan bersemangat
Menghantamku dengan tusukan-tusukan cahaya bintang yang
indah tanpa perih
Lalu jagad raya pun tertawa
Melihatku terkapar dalam gelisah yang takut
Yaaa.. semua seolah tau aku sedang membeku
Diterjang badai kecemasan
Kesadaran ku mulai komposmentis
Waktu bisa menjawab meski kadang bukan jawaban
Aku butuh melangkah
Menembus waktu yang kian pengap
Seperti pagi ini, bunga-bunga di taman basah
Entah,
Karena hujan, embun, atau airmata.
baru saja mulai BAB I, ini masih awal,
masih ada BAB II, BAB III, dan seterusnya,
iya, ini proses. aku akan melalui nya.
Masa Kecil
Di suatu sore aku ingin kembali. Kepada taman bermain, ayunan, jungkat-jungkit, sepeda dan segala masa depan yang tertinggal di
belakang. Berlari-lari terbangkan layang-layang, hingga ku tarik-ulur sampai tinggi diangkasa. Ada dedaunan yang kita percayai sebagai uang. Aku yang pernah menjadi
guru, dokter, tentara, astronot. Dan aku pernah menjadi diriku sendiri. Keinginan
yang selalu terpenuhi.
Saat malam tiba, ku buka dan ku baca isi buku-buku dongeng. Dan
aku menemukan bayang-bayangku sendiri. Adakah kau merindukan masa kecilmu? Ya, aku
sedang rindu-rindunya.
Sabtu, September 24, 2016
Berbaring Diatas Kertas
Bila kau pergi, pergilah sejauh-jauhnya. Pergilah, sampai kau sadar bila bumi ini bulat, semakin jauh kau pergi, semakin kau akan kembali.
Sampai suatu saat kau akan lelah oleh keinginanmu sendiri, semoga kau mengerti, yang mengerti kamu, hanyalah aku.
Aku seperti gelas air yang telah disiapkan, tetapi kau memilih haus.
Dalam segala lelah yang membuatku cemas. Untukku, kau tetaplah sehela nafas, yang tak pernah ingin ku lepas.
Jangan pernah merasa tidak berarti. Diluar sana, selalu ada yang tulus memejamkan mata, berdoa, lalu menyebut namamu. Yaitu aku.
Seburuk apapun kau dihadapan dunia, kau tetaplah duniaku. Karena takkan mungkin aku bisa menghindar, dari apa yang telah Tuhan tetapkan.
Teruslah berbohong, bohonglah sampai kau bosan berbohong, dan tunggu saat-saat itu tiba, yaitu ketika kau mulai rindu berkata jujur.
Bila kau tersadar dan mulai mencari aku, ingat-ingatlah apa yang kau lupakan. Karena kau akan selalu ada, pada hal-hal yang terlupakan.
Ya. Terimakasih Tuhan atas imajinasinya
Jumat, September 23, 2016
Tidak Rekat
aku pingsan yang beruntung sadar,
aku mati yang beruntung hidup,
aku kosong yang beruntung terisi,
percayalah, aku tak percaya keberuntungan.
ini menyakitkan.
aku luka, tanpa tau sebabnya.
ah tetaplah begitu, tetaplah jauh.
agar aku tau sakitnya diabaikan.
agar aku tau pedihnya terasingkan.
sebab yang dekat tak selalu rekat, bukan?
andai kau sedikit memahami, ada banyak hal yang aku katakan ketika diam.
ah yasudahlah...
Selamat Malam
kamu pun tahu, yang semula tidak saling ingin tahu, seketika menyatu.
seperti sepatu, aku tidak ingin yang lain meninggalkan yang satu.
sempatkanlah untuk memimpikanku ketika kamu tidur, selayaknya aku yang selalu memohon untuk bertemu denganmu dalam mimpi.
suatu saat akan tersampaikan, meski aku tak menyampaikan.
kamu akan mengetahuinya langsung, dari hujan yang turun dengan sangat sedihnya.
aku menyayangi segalamu, aamiin..
selamat malam, selamat tidur..
seperti sepatu, aku tidak ingin yang lain meninggalkan yang satu.
sempatkanlah untuk memimpikanku ketika kamu tidur, selayaknya aku yang selalu memohon untuk bertemu denganmu dalam mimpi.
suatu saat akan tersampaikan, meski aku tak menyampaikan.
kamu akan mengetahuinya langsung, dari hujan yang turun dengan sangat sedihnya.
aku menyayangi segalamu, aamiin..
selamat malam, selamat tidur..
dipeluk sepi, ditemani sunyi.
memikirkanmu lagi, lagi, dan lagi.
Sabtu, September 17, 2016
TERA ERRAU
Selalu ada satu orang khusus yang akan mendengarmu,
Dengan siapa kamu dapat bicara tentang hampir segalanya,
Menjadi orang yang memahamimu ketika engkau butuh.
Dia adalah yang datang kepadamu, bukan untuk bicara soal cinta,
Tapi, untuk menghadirkan dirinya yang pandai membuat dirimu senang, membuat dirimu tenang.
Dia mendengar perasaanmu, bahkan tanpa perlu kau ungkap melalui kata-kata.
Ketika dia membuat dirimu tenang, kau mengerti untuk apa dia bersamamu,
Dia adalah orangnya, yang akan merisaukan dirimu ketika jauh, dihari yang hujan, dan penuh petir,
Kemudian dengannya kamu tersenyum, kamu ketawa, bahwa pada orang yang kau cintai tak akan pernah peduli dengan apapun yang kau takutkan.
Berkata dia : “Jika aku mencintaimu sebagai benar-benar mencintaimu, sesibuk apapun diriku, selalu akan berusaha meluangkan waktu untuk mu”
Pelajaran, mendapat hikmah, kasih sayang datang darinya, dan engkau tidak usah mencarinya, karena dia selalu ada waktu untuk bersama dengan dirimu.
Pikirkan atas kasih sayang yang dia berikan padamu, menjadi dasar diatas semua sikap dan perilakunya kepadamu, bahkan jika dia harus mengatakan “Aku mencintaimu” kamu merasa tidak perlu lagi untuk memeriksa kesungguhannya.
Kamu hanya memiliki keyakinanmu sendiri, bahwa kamu mencintainya, dan itu serius.
Adakalanya kamu marah kepadanya, tapi dia berkata, “Aku mencintaimu, biarlah ini urusan ku, bagaimana kamu kepada ku, terserah, itu urusanmu.
Engkau tersenyum, dan ketika tidur, engkau teringat apa yang dikatakan nya,
“Jika aku sudah sayang tidak akan pernah berakhir. Bahkan ketika kamu ingin berhenti.”
Maka itulah yang akan kamu rasakan bersama dengan nya, jika benar dia ada, mengatakannya dalam gelombang logika dan perasaan.
Asmara itu menggelora, dan kamu ingin bersamanya karena kamu tau dengan siapa kamu bisa tenang.
Selalu ada satu orang khusus yang akan bersamamu, bakan jika cemburu, kau senyum, karena bukan api yang menghanguskan.
Berterimakasihlah pada dirimu sendiri, sudah bisa membuat dia menyayangi dirimu, dan katakan lah, “Yang melibatkan diriku... Engkaulah ahlinya...”
Sajak karya Ayah Pidi Baiq,
berhasil membuat tetesan dari mataku.
Rabu, September 14, 2016
Tuhan, ijinkan dia menangis
Lihatlah dia terdiam menatap langit yang sepi tanpa hiasan.
Tak sadar matanya meneteskan air mata.
Menetes, menetes, dan terus menetes,
Sesekali dia usapkan tangannya pada matanya yang merah.
Bibirnya bergetar menahan jerit.
Entah apa yang telah terjadi pada dirinya, dia tak seperti biasanya.
Yang mereka kenal adalah dia yang ceria. dia yang penuh canda tawa dalam hari-harinya.
Sssssttttt... hei dengar!
Lirih pelan suaranya terlantun,
"Yaaaa Tuhan, apa yang harus aku lakukan? aku lelah, yang harusnya aku kuat. Tapi yaaa Tuhan, ijinkan aku menangis, biarkanlah aku melepaskan beban di hati ini. Maafkan aku, aku tak setegar Siti Maryam, maafkan aku yang tak seikhlas Ismail. Maafkan aku, aku meanangis. Biar, biar saja tetesan airmataku ini menjadi teman penghibur dimalam yang sunyi ini. Peluk aku yaa Tuhan.."
kasihan yaa dia?
Ter-random
ah lagi-lagi kamu tak paham isyarat.
ah lagi-lagi hati ini carut-marut.
duh aku tak ingin terlihat cemberut.
duh mengapa perasaan ini malah semakin larut?
bagaimana cara menyudahi ini?
tersiksa aku oleh persepsi akal,
tenggelam aku dalam resah rasa.
aku tidak pernah mencintai sebenci ini.
aku hanya ingin pulih, dari kesedihan yang aku pilih.
aku tidak pernah mencintai sebenci ini.
aku hanya ingin pulih, dari kesedihan yang aku pilih.
Permainan Menunggu
Sudah begitu lama rasanya, seseorang di dalam aku masih saja mengumpat.
Dia pernah jatuh, tanpa mampu untuk bangun, dia rapuh.
Sudah begitu lama rasanya, dan semua terasa sangat terlambat.
Bagaimana harus merasakan, bila perasaan pun belum dikembalikan.
Sudah begitu lama rasanya, aku masih saja berduka di masaku yang padahal singkat.
Dan dengan cara yang entah, perlahan kamu memberiku arah.
Sudah begitu lama rasanya. sejak kesedihan kujadikan sebagai sahabat.
Kamu, aku sedang tersenyum dalam permainan menunggu.
Dia pernah jatuh, tanpa mampu untuk bangun, dia rapuh.
Sudah begitu lama rasanya, dan semua terasa sangat terlambat.
Bagaimana harus merasakan, bila perasaan pun belum dikembalikan.
Sudah begitu lama rasanya, aku masih saja berduka di masaku yang padahal singkat.
Dan dengan cara yang entah, perlahan kamu memberiku arah.
Sudah begitu lama rasanya. sejak kesedihan kujadikan sebagai sahabat.
Kamu, aku sedang tersenyum dalam permainan menunggu.
Hilang
kamu bisa membuat aku hilang dalam sepersekian detik
dengan cepat kamu ubah warna pelangi
hanya menjabat tanganku ketika kamu jatuh
tapi dimanakah kamu saat aku jatuh?
hilangkah aku dari ingatanmu?
dihari kita saling berbagi
dihari kita saling mengerti
kamu pegang erat pundak ini
seakan aku tak bisa berjarak darimu
banyak cerita yang tertulis disini
tertera disebuah skenario hidup yang tak abadi
bila sang waktu nanti berhenti
dan kemungkinan cerita ini pun berhenti
semoga kau mengerti....
dengan cepat kamu ubah warna pelangi
hanya menjabat tanganku ketika kamu jatuh
tapi dimanakah kamu saat aku jatuh?
hilangkah aku dari ingatanmu?
dihari kita saling berbagi
dihari kita saling mengerti
kamu pegang erat pundak ini
seakan aku tak bisa berjarak darimu
banyak cerita yang tertulis disini
tertera disebuah skenario hidup yang tak abadi
bila sang waktu nanti berhenti
dan kemungkinan cerita ini pun berhenti
semoga kau mengerti....
Waktu Kita
masih ingat waktu pertama kali kita bertemu?
masih ingat waktu pertama kali kita bertegur sapa?
iyaaa. waktu yang membawa kita..
masih jelas diingatan ku waktu-waktu itu, entahlah.. waktu-waktu itu kini
menjadi memori indah yang manis untuk dikenang.
iyaaa, tepat sekali. aku sedang mengingat itu semua ketika ku menulis ini.
hmmm. ternyata sudah banyak waktu yang kita lalui bersama yaa?
kamu tau waktu yang paling aku suka?
ketika aku melihat kamu tersenyum dan aku menjadi alasan dibalik senyummu.
rasa nya aku ingin menghentikan waktu saat itu.
kamu tau waktu yang paling aku benci?
yaa apalagi jika bukan ketika kamu murung, cemberut atau bahkan menangis?
yang perlu kamu tau, saat-saat seperti itu yang aku lakukan adalah berusaha
membuat kamu tersenyum kembali. maafkan tingkah aku yang mungkin terkesan alay,
norak, dan lebay itu, yang sejujurnya demi sebuah senyum di bibirmu.
aku bersyukur Tuhan mempertemukan kita,
tak pernah menyesal aku karena bertemu kamu.
aku tak tau seberapa panjang lagi waktu yang tersisa untuk kita.
yang jelas, aku tidak ingin menyia-nyiakan sisa waktu ini.
disisa waktu yang ada ini, aku ingin mewujudkan impianku.
iya, impianku. salah satu impianku adalah semua mimpi-mimpimu terwujud.
semoga Tuhan mengizinkan.
jaga kesehatan yaaa, jangan lupa tersenyum, semangat terus!
ini aku, penikmat waktu bersama mu.
Selasa, September 13, 2016
Mendeskripsikan Rasa
Mendeskripsikan rasa?
Ah, ini sangat sulit.
Bahkan diriku sendiri tak mampu menjelaskan apa yang sedang hati ini
rasakan.
Segala rasa berkecamuk dalam relung hati ini.
Bahagia, sedih, marah, kecewa, takut, lengkap semua.
Iya, itu karena kamu.
Kamu.
Terimakasih telah hadir di hidupku.
Terimaksih untuk tiap detik yang kita
lalui bersama.
Kamu.
Aku sayang kamu.
Nama mu selalu ku selipkan dalam tiap bait doaku.
Selalu ku mohon agar Tuhan senantiasa melimpahkan kebahagiaan di hidupmu.
Sejujurnya aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu.
Berusaha menjadi alasan kamu bahagia, karena yang paling aku benci adalah
ketika melihatmu sedih.
Ketahuilah, aku ingin selalu ada disisimu.
Menjadi bintang dalam malammu, atau menjadi pelangi setelah hujanmu.
Karena aku sayang kamu.
Tuhan, apa ini berlebihan? Maafkan aku Tuhan, aku menyayanginya, aku menyayanginya..
Jumat, Juni 03, 2016
Untukmu, Yang Selalu Menjelma Segalanya
Aku terus merasakannya, aku juga heran mengapa kau selalu ada.
Melihat jam dinding, kau menjelma detik.Melihat ke jendela, kau menjelma cahaya.
Mendengarkan musik, kau menjelma suara.
Merenung ditengah sepi, kau menjelma denyut nadi
Tapi, aku suka dengan ini semua.
Kaulah yang selalu membuatku ingin tetap hidup terus dan terus.
ingin tetap terus menulis dan menulis.
sampai-sampai aku selalu merasa menjadi huruf-huruf untuk tulisanku sendiri.
Kau tak pernah jauh dariku, jantungku sendiri mengenalmu sebagai debarnya.
Ah sudahlah, sebenarnya aku sedang merindukanmu, aku memikirkanmu ketika menulis ini.
Teruntukmu,,
Sosok yang selalu ada, disetiap aku menarik nafas.
Karya : Jefry Efendy
Rabu, Juni 01, 2016
bahagia tanpa topeng
bagaimana hari mu? sudahkah kamu merasa bahagia? jika belum.... mengapa? atau, mungkin kamu hanya pura-pura bahagia? kemudian kamu berusaha tegar atas rasa sakit yang kamu rasa? kamu tersenyum padahal hatimu menangis? kamu tertawa padahal jiwa mu menjerit? mengapa kamu melakukan hal itu? agar tidak dibilang cengeng?
bahagia adalah ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri, tanpa sandiwara, tanpa kebohongan, tanpa kepura-puraan sedikitpun.
bukankah menjadi diri sendiri itu sulit?
lebih mudah menjadi 'seperti orang lain' kan?
mengapa seperti itu?
hari ini begitu banyak orang kehilangan dirinya sendiri,
dengan berbagai macam polesan, topeng, dan manipulasi sikap.
mungkin karena akan hanya ada sedikit orang yang mampu menerima kita?
mungkin akan hanya ada sedikit orang bersedia berjalan bersama kita atau mendengarkan kita bicara.
dan bukankah sesuatu yang semakin sedikit itu akan menjadi berharga?
mungkin kita lupa, mungkin kita salah mencari cara untuk bahagia,
kebahagiaan tidak diukur dengan besar kecilnya penerimaan orang lain terhadap diri kita,
kebahagiaan itu terukur dari besar kecilnya penerimaan kita terhadap diri sendiri,
dalam wujud rasa syukur atas apa yang kita miliki.
bukan kah hal itu adalah sesuatu yang sulit?
jangan lupa bahagia yaaa, bahagia dalam kesederhanaan.
tidak ada yang tetap tinggal
kita mungkin tak akan bersatu,
karena aku tau, tidak semua pertemuan untuk menyatukan,
seperti bergantinya siang dan malam, seperti pasang surut nya air laut,
hanya perasaan ku sendiri saja yang ingin bersatu. selama nya bertemu,
itu tidak mungkin kan? tidak akan ada yang benar-benar tetap tinggal,
karena aku mencintai yang sewaktu-waktu pergi, yang sewaktu-waktu diambil, yang sewaktu-waktu harus hilang.
aku yang sejatinya tidak memiliki apa-apa,
aku yang sibuk berandai-andai,
aku semestinya belajar bagaimana caranya melepaskan, dan caranya menyikapi kepergian,
belajar tentang kesendirian, betapa hidup dalam diri sendiri begitu meresahkan.
aku belajar bagaimana membuat hari-hari menjadi lapang,
selalu siap dengan kepergian, juga kehilangan.
namun, kamu perlu tau, bertemu denganmu adalah sebuah anugerah,
melewati hari bersama dengan bertukar cerita, canda tawa, juga air mata.
terimakasih telah datang ke dalam kesendirianku.
terimakasih telah hadir dan membunuh sepi.
terimakasih sempat berhenti dan menegurku yang seorang diri,
kebersamaan yang ku rasa begitu singkat, telah mengajarkan ku bahwa di dunia ini kita tidak benar-benar sendiri.
jaga dirimu, jaga kesehatanmu
semoga Tuhan selalu melindungimu, dan menentramkan jiwamu
tetap semangat gapai semua impianmu,
jangan lupa bahagia, jangan lupa tersenyum :)
1 Juni 2016
dalam kesendirianku, bersama kamu di hatiku
Langganan:
Postingan (Atom)